MUSLIM MELIHAT DUNIA DAN AKHIRAT
Dunia adalah salah satu fase alam yang dilalui manusia. Dimulai dari ketidak adaan (bukan apa apa)
Allah Ta’ala berfirman :
هَلْ أَتَىٰ عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ حِينٌ مِّنَ ٱلدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْـًٔا مَّذْكُورًا
Artinya : Bukankah telah datang kepada manusia suatu waktu dari masa yang ia belum merupakan sesuatu yang dapat disebut. (Al-Insan : 1).
Manusia ketika itu bukan apa apa hanya setetes air hina (NUTFAH) lalu masuk fase alam rahim kemudian dilanjutkan ke fase dunia menuju alam barzah diakhiri dialam akhirat.
Dunia adalah bagian dari yang terpenting didalam fase kehidupan manusia, disanalah manusia mendapatkan ujian berupa perintah dan larangan, namun dengan keadilan Allah manusia dianugrahi spesifikasi terlengkap (paling sempurna) sebagai makhluk dari segala sisi di bandingkan dengan ciptaannya yang lain seperti pendengaran, penglihatan, hati dan akal yang dengannya manuslia memiliki daya nalar, memiliki kemampuan untuk memilih, bahkan wahyu disampaikan dan para Rosul diutus, dengan demikian di harapkan manusia menjalani kehidupan didunia terarah sesuai tujuan penciptaanya yaitu beribadah hanya kepada Allah Ta’ala dan menjauhi segala larangannya (Menjadi Abdullah) dan sebagai pemimpin dimuka bumi (Menjadi Kholifatullah). Dunia bagi seorang muslim adalah tempat bersungguh sungguh dalam meraih rido Allah, tempat beramal sholih, tempat ujian, tempat segala masalah, tempat singgah menuju akhirat, tempat sementara yang harus dimanfaaat dengan optimal berbuat kebaikan, sedangkan akhirat tempat kembali, tempat sebenarnya yang abadi, tempat pertanggung jawaban dan balasan semua amal didunia baik buruk kecil maupun besar.
Dari uraian singkat di atas maka kita akan menemukan kelompok manusia di dalam menyikapi kehidupan dunia dan akhirat sebagai berikut :
1. Kelompok Yang Mengutamakan Dunia Melupakan Akhirat (MATEARISTIS).
Kelompok ini menjadikan dunia tujuan diatas segalanya,mengejar kenimatan dunia tanpa memikirkan dan tidak memperdulikan akibatnya, hal ini bisa terjadi sebab cara pandang yang menolak hari pembalasan (tidak beriman) atau dia sebenarnya tahu hari pembalasan namun dunia telah menutup mata hatinya,karena baginya kebahagian dunia diatas apapun. Dia kerja keras untuk mencari harta yang banyak,dia kejar jabatan dengan cara apapun, sebab pandangannya, hidup hanya sekali maka dia gunakan semua untuk kepuasaan sesaat dalam kemasiatan, inilah yang di sebut juga oleh Allah dengan istilah golongan TAKATSUR bermegah megahan di dunia sampai dia benar benar tidak sadar dan puas, kecuali bila mulutnya di sumpal oleh tanah (kematian) barulah ia sadar namun sayang penyesalannya tiada arti, maka kelompok ini masuk di dalam firman Allah Ta’ala :
خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Artinya :
“Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata (Al Haj : 11)
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ
حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ
Artinya :
Bermegah megahan kamu, sampai kamu masuk dalam kubur. (Attakasur :1-2)
Dan tentu mereka akan mengatakan , hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan.(Al-An’am : 29)
Kelompok ini seperti Firaun,Qorun dan Haman mereka kelompok manusia yang merugi dan celaka.
Allah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak beriman) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan kehidupan dunia itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah Neraka, disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan. (Yunus : 7-8).
Kelompok Metearistis tidak mesti harus orang kaya melainkan siapapun yang berkeyakinan segala sesuatu tolok ukurnya adalah harta, bahwa dunia adalah segalanya mengingkari negeri akhirat, padahal iapun golongan yang miskin, tidak memiliki harta maka tetap dia termasuk ke golongan pertama yang saya tulis, dan bahkan lebih menyedihkan sebab didunia susah di akhiratpun dia celaka.
2. Kelompok Yang Menyadari Dunia Tempat Berbekal Dan Akhirat Tempat Abadi Yang Kekal.
Kelompok ini adalah orang orang yang beriman kepada Allah dan hari pembalasan,yang arah dan tujuan hidupnya adalah beriman dan beramal sholih serta menjadi seorang pemimpin kebaikam dimuka bumi (minimal untuk keluarga) jaminan bagi kelompok ini adalah ketenangan dunia dan akhirat,keridoan dan syurganya Allah Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ
ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى
وَٱدْخُلِى جَنَّتِى
Artinya : Wahai jiwa yang tenang. kembalilah kepada tuhanmu dalam keadaan rido dan di ridoi. Maka masuklah ke dalam golongan hambaku dan masuklah ke dalam syurgaku. (Al-Fajr : 28-30)
Ciri dari kelompok ini adalah ketenangan jiwa sebab dia selalu bersyukur terhadap nimat yang Allah berikan sedikit mau banyak,dia tidak terlalu gundah gulanah dan gelisah dengan masalah dunia sebab dia selalu pasrahkan kepada Allah, lalu kemudian dia berusaha menjadikan dunia sebagai wasilah menggapai kebahagian akhirat (tidak melupakan bagiannya didunia) inilah yang disebut fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah sebagaimana doa yang selalu kita panjatkan adalah firman Allah Ta’ala :
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka. (Al-Baqoroh : 201)
Dan Firman Allah
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya : Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. (Al-Qoshos : 77)
dan hadist Nabi Alaihi Wassalam :
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
Artinya : Mu’min yang kuat itu lebih baik dari pada mu’min yang lemah. (HR.Muslim)
Kelompok ini jikalau Allah berikan harta dia gunakan untuk kebaikan melalui hartanya dan apabila tertimpa musibah ataupun kemiskinan dia bersabar, hal ini terjadi sebab cara pandang yang benar terhadap kehidupan dunia dan akhirat yang sumbernya adalah iman. Tentu kita bisa mengambil pelajaran dari Nabi Sulaiman Alaihi Wassalam yang Allah gambarkan sebagai Nabi,Rosul Raja yang agung namun tetap beriman dan selalu beramal sholih,kerajaannya tidak membuatnya buta mata dan hati melainkan jadi jalan untuk baginya sebagai Abdullah dan Kholifatullah, pun demikian bagaimana Allah menceritakan kisah Ayub Alaihi Assalam seorang Nabi dan Rosul yang tertimpa segala macam musibah dan kemiskinan yang tidak sedikitpun mengurangi iman dan kesalihannnya, demikian juga kita bertauladan kepada Nabi Muhammad, baik di fase beliu sebagai orang kaya lalu kemudian ada fase beliu dalam keadaan serba kekurangan, kita temukan juga dari diri para sahabatnya seperti Abu Bakar Asidik, Umar Bin Khotob, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Tholib,Abdurrahman Bin Auf, Tolhah Bin Ubaydillah, Abu Ubaydah Bin Jarroh, Said Bin Zaed, Saad Bin Abi Waqas yang unik kesepuluh sahabat ini adalah orang orang kaya raya yang di jamin masuk syurga, lalu ada Bilal Bin Robah, Abu Hurairoh, Abu Dzar Al gifari, Khobab Bin Arts, Keluarga Ammar mereka adalah para sahabat yang miskin,budak serba kesulitan ( dan mayoritas sahabat Nabi adalah golongan miskin) namun tetap beriman dan tidak sedikitpun menggoyahkan kecintaan mereka kepada negeri akhirat.
Sebuah kesalahan juga adalah kelompok yang bermalas malasan mencari karunia Allah di dunia dia beranggapan yang penting akhirat, wajahnya lesu,bajunya lusuh disebabkan malas,seadanya dan cenderung tidak bertanggung jawab bersembunyi dalam tirai bahwa kita akan mati buat apa bekerja dan berusaha.
Maka bukan miskin kaya yang membuat kita selamat didunia,masuk syurga di akhirat,melainkan bagaimana cara pandang dan sikap kita terhadap keduanya. Bersemangatlah mencari dunia untuk menggapai kemulian akhirat, jadikan dunia sebagai alat mendapatkan syurga, sehingga ketika kita kembali (wafat) dalam keadaan yang tenang, rido, di ridoi, masuk ke golongan hamba Allah dan masuk dalam syurganya.
Referensi :
1. Kitab Rohikul Makhtum
2. Tasfir Juz 30 Syeh Usaimin
3. Buku Islamic Worldview (Dr.Abbas Mansur Tamam)
4. Tafsir Kemenag
“Di selesaikan di sela safar kuliah S3 di Kampus UIKA bogor”
Oleh : Ardiansyah., M.Pd.
Bandara Soekarno Hatta
8 Oktober 2024