Keutamaan Dan Hikmah Berqurban
Oleh : Ustadz Ardiansyah (Pengasuh Pesantren Royatul Qur`an)

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان). qurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah (أضحية) dan adh-dhahiyyah (الضحية) yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah. Maka berqurban merupakan ibadah yang mulia, dan tidak boleh diniatkan untuk selain Allah Ta’ala. Dalil – dalil keutamaan berqurban diantaranya :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkorbanlah. Dari ayat ini membuktikan keutamaan ibadah berqurban sebab disebutkan ber’iringan dengan perintah sholat. Dalam firman Allah yang lain yaitu surat al-an`am ayat 162 :

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, berqurbanku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allâh, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri.

Nabi Alaihi wassalam juga bersabda :
مَنْ وَجَدَ سَعَةً وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Barangsiapa memiliki kemampuan tapi dia tidak melakukan ibadah qurban, maka janganlah dia mendekati masjid kami. (HR.Ahmad)

Firman NYA yang lain :
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37)

Dalam hadist :

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah dibanding mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.” (HR. Imam Hakim, Ibnu Majah, Tirmidzi)

Dengan demikian sungguh tidak pantas bagi seorang muslim yang mampu untuk tidak berqurban, mengingat begitu utama dan besarnya pahala ibadah yang satu ini, baik dengan seekor kambing yang kepemilikanya bagi satu orang ataupun bersekutu dalam satu sapi/unta yang kepemilikanya untuk 7 orang. Ibadah qur’ban setiap tahunnya selalu semarak menurut penglihatan penulis dari mulai presiden, mentri dan masyarakat menunaikan ibadah qurban, terkhusus di Kota Batam tempat domisili penulis begitu ramai bahkan tidak sedikit warga asing (Singapore) yang berqurban disini. Namun catatan penulis masih didapati dari kaum muslimin yang enggan bahkan susah dalam menunaikan ibadah ini, padahal mampu, hanya ingin di beri tak mau berbagi qurban, satu hal penting lagi qurban bukan ajang pamer strata sosial supaya dipandang orang bahkan qurban tak boleh jadi etalase politis namun harus benar – benar karena Allah semata.

Beberapa hikmah ibadah qurban :
1). Sebagai bukti ketaqwaan kepada Allah Ta’ala.
Dikisahkan Nabi Ibrohim Alahisalam diuji oleh Allah dengan perintah untuk menyembelih anak semata wayangnya yaitu Ismail Alaihissalam, anak yang di harap setelah bertahun – tahun menunggu, anak tersayang, anak yang akhirnya hadir melengkapi kebahagian Nabi Ibrohim bersama istri, namun sebagai konsekuensi taqwa maka anak tersebut harus di sembelih, diqurbankan untuk Allah, Nabi Ibrohimpun lulus ujian, memilih Allah dan mampu membuktikan bahwa ketaqwaan diatas segalanya. Hal ini dikisahkan dalam surat Assofaat Ayat 100 – 108

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

  1. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.⁶

فَبَشَّرۡنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيۡمٍ

  1. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى‌ؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ

  1. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

فَلَمَّاۤ اَسۡلَمَا وَتَلَّهٗ لِلۡجَبِيۡنِ‌

  1. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah

وَنَادَيۡنٰهُ اَنۡ يّٰۤاِبۡرٰهِيۡمُۙ

  1. Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!

قَدۡ صَدَّقۡتَ الرُّءۡيَا ‌ ‌ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَ

  1. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الۡبَلٰٓؤُا الۡمُبِيۡنُ

  1. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

وَفَدَيۡنٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيۡمٍ

  1. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى الۡاٰخِرِيۡنَ‌

  1. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

2). Sebagai rasa syukur atas ni’mat Allah Ta’la
Seorang muslim akan selalu mengingat dan mensyukuri segala karunia yang Allah berikan dengan semakin taat dalam ibadah, diapun paham bahwa semuanya adalah titipan yang mesti dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Dengan mensyukuri ni’mat maka jiwa akan semakin tenang, tawadhu dan tentunya akan bertambah keberkahan serta kebahagian.

Firman Allah Ta’ala :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ingatlah KetikaTuhanmu memaklumkan jika kamu benar-benar bersyukur, pasti aku akan menambahkan kepadamu(nikmat), dan jika kalian benar-benar ingkar terhadap (nikmat-Ku) sesungguh-Nya azab-Ku sangat pedih”(Ibrahim :7)

3). Sebagai sarana kepedulian terhadap sesama
Islam adalah agama yang sempurna. Agama yang hukum – hukumnya begitu perhatian terhadap kemaslahatan sesama, dari hikmah besar berqurban yaitu “KEPEDULIAN” terhadap saudara, kerabat, tetangga dan kaum muslimin secara umum, dengan berqurban terjalin suasana yang harmonis, bahagia bersama di hari raya.

Nabi Muhammad Bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الجَنَّةِ.
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau bersabda: “Barangsiapa yang meringankan kesulitan besar seorang muslim di dunia, maka Allah akan meringankan kesulitan besarnya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan untuknya kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong saudaranya.

4). Sebagai Ladang Pahala
Ganjaran tersebut termaktub dalam Hadist Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keutamaan berkurban. Kemudian beliau menjawab bahwa dari setiap helai bulu hewan kurban terdapat satu kebaikan. Berdasarkan hadist ini, bisa dibayangkan betapa besarnya pahala yang akan kita dapat setelah menunaikan ibadah ini.

5). Sebagai Media Taqorub Kepada Allah
Qurban secara bahasa adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan. Maka berqurban merupakan ibadah yang mulia, dan tidak boleh diniatkan untuk selain Allah. sebagaimana dijelaskan dalam hadits bahwa berqurban walaupun dengan seekor lalat bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka jika bukan karena Allah.
Terdapat seorang laki – laki yang diperintahkan “Berkorbanlah untuk berhala.” Maka dia menjawab, “Aku tidak punya apa-apa u ntuk dikorbankan.” Maka mereka mengatakan, “berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Dan akhirnya lelaki tersebut masuk neraka dikarenakan berqurban untuk salain Allah Ta’ala

6). Berkurban adalah amalan yang paling dicintai Allah pada hari Idul Adha. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Hakim, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Sayidah Aisyah, Nabi Saw. Bersabda;

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah dibanding mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.”

7). Menghapus dosa kecil. Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Hakim dari Imran bin Hushain, Nabi Saw. bersabda;

يَا فَاطِمَةُ قَوْمِي إِلَى أُضْحِيَّتِكَ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّهُ يُغْفَرُ لَكِ عِنْدَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنْ دَمِهَا كُلُّ ذَنْبٍ عَمِلْتِيهِ وَقُولِي: إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهُ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ . قَالَ عِمْرَانُ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا لَكَ وَلِأَهْلِ بَيْتِكِ خَاصَّةً – فَأَهْلُ ذَاكَ أَنْتُمْ – أَمْ لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً؟ قَالَ لَا بَلْ لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً

“Wahai Fatimah, bangkit dan saksikanlah penyembelihan kurbanmu, karena sesungguhnya setiap dosa yang telah kamu lakukan akan diampuni dalam setiap tetesan darah yang mengalir dari hewan kurban tersebut. Kemudian katakanlah; ‘Sesungguhnya salatku, ibadahku (kurban), hidupku dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan oleh karena itu aku diperintahkan, dan aku termasuk orang yang berserah diri.’ Imran bin Hushain berkata; ‘Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah keutamaan ini hanya khusus bagimu dan keluargamu, atau kepada seluruh umat Muslim?. Nabi Saw. menjawab; ‘Tidak, tapi untuk seluruh kaum Muslim.’”

Batam, 8 Juli 2022/8 Dzulhijjah 1443 H

Referensi :

  1. Sarh Umdatul Ahkam Bab Udhiyah
  2. Jayusman. (2012). Tinjauan Hukum Ibadah Qurban Kolektif. Jurna IAN Raden Intan Lampung
  3. Fiqhul Udhiyah, hal. 8.
  4. Syeh Abdul Arrozaq.Mulakhos Fiqh Bab Udhiyah
  5. Riyadushilihin
  6. Sohih Bukhori Muslim
  7. Syeh Usaimin.Tafsir Juz Amma Surat Al kausar
  8. Syeh Abdul Wahab.Usul Salasah Bab Nahr Lillah

Keutamaan Dan Hikmah Berqurban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.